4 November Diperingati Sebagai Hari Anak Sekolah Minggu Sedunia

Seperti diberitakan sebelumnya, Minggu (4/11) sekira pukul 08.00 WIB, menjadi tragedi berdarah di HKBP Ressort Maranatha Simanosor, letaknya sekitar 36 km dari Pandan, ibukota Tapteng. Tiga anak sekolah minggu yang mengikuti kebaktian di gereja itu tewas mengenaskan. Ketiganya mengalami luka-luka sobek di kepala dan tangan karena sabetan parang oleh Burhan Gultom (35), pemuda, warga setempat. Pelaku yang belakangan diduga mengalami gangguan kejiwaan itu akhirnya tewas dimassa.

Ketiga korban yang tewas di tempat yakni, Yohana Nikita br Panggabean (3), Aprilia Kristina br Pasaribu (4,5), Coki Nainggolan (3). Mayat ketiga korban yang masih berusia balita itu didapati tergeletak bersimbah darah di lantai gereja.

Selain itu, pelaku juga melukai tiga anak sekolah minggu lainnya, yaitu Abel Hutabarat (9), Ferdinan Sitompul (10), dan Nandar Simanjuntak (5). Ketiganya juga mengalami luka parah di bagian kepala. Ditambah dua warga setempat, Dapot Pasaribu (35) dan Samuel Pasaribu (16) yang merupakan ayah dan anak, juga ikut jadi sasaran amuk pelaku saat akan dilumpuhkan massa. Dapot mengalami luka tombak, dan Samuel mengalami luka bacok di kepalanya.

Diupa-upa

Pucuk pimpinan tertinggi HKBP, Ephorus Pdt WTP Simarmata MA memberi boras sipir ni tondi dan dekke upa-upa, kepada keluarga korban tragedi berdarah di HKBP Maranatha Simanosor, Desa Simanosor, Kecamatan Sibabangun, Tapteng.

Tujuannya, agar keluarga korban tabah menghadapi cobaan tersebut. Ephorus juga menyerahkan sumbangan sosial pelipur lara “Sai pir ma tondi muna. Dao ma akka parmaraan. Tuhanta na mandongani hamu.(Jiwa kalian akan selalu dikuatkan. Jauh dari segala malapetaka. Tuhan selalu menyertai kalian”. ucap Ephorus sambil menaburkan beras ke atas kepala keluarga korban saat prosesi pemberian boras sipir ni tondi, dan penyerahan dekke upa-upa di acara partangiangan sekaligus mangapuli keluarga duka di gereja, Selasa (6/11).

CeritaHKBPSejarahSekolah Minggu
Komentar (0)
Tambah Komentar