“Kuatir dan tipu daya kekayaan merusak FIRMAN”
Mabiga (Renungan Harian) Kamis, 01 Juli 2021
Matius 13 : 22
Bahasa Indonesia
Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Bahasa Batak
Alai anggo na sinaburhon tu parsihupian i, i ma na umbege hata i, gabe pangkolsohonna di angka na di hasiangan on dohot hamoraon sipangansi i do mamisati hata i, jadi ndang saut marparbue.
Kuatir adalah sebuah benih yang ditaruh oleh iblis untuk membuat iman kita tidak bertumbuh dewasa. Jika pertanyaan ini kita disuruh menjawab dengan jujur “Apakah Anda pernah mengalami kekuatiran?” Jawabannya pasti pernah. Mengalami kekuatiran ditengah-tengah kebutuhan sehari-hari selama kita masih tinggal di dalam dunia adalah sesuatu yang biasa. Namun akan menjadi tidak biasa dan tidak wajar, jika kita sebagai orang-orang percaya dihantui oleh rasa kekuatiran itu.
Semak duri itu adalah kekuatiran, tipu daya kekayaan, kekuasaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain, keinginan-keinginan yang ditujukan untuk memuaskan dan berpusat pada daging. Semak duri ini dikatakan bisa menyelinap masuk kemudian mencekik Firman sehingga Firman menjadi terhambat atau sama sekali tidak bertumbuh.Itulah yang akan terjadi dengan benih firman apabila kita membiarkan semak duri itu bertumbuh. Benih bukan saja bisa terhalang ber tumbuh, tapi bisa tidak tumbuh sama sekali alias mati.
Orang yang hidup di dalam kekuatirannya tidak akan pernah melihat benih Firman Tuhannya ber tumbuh dan berbuah. Kekhawatiran itu memakan habis semangat jiwa yang seharusnya dikerahkan pada perkara-perkara ilahi.
Kekhawatiran itu mengalihkan kita dari kewajiban kita dan membuat kita terganggu dalam melaksanakannya, dan akan mendatangkan akibat yang sangat jahat kepada kita nantinya; ia memadamkan pijar-pijar perasaan yang baik, serta memutuskan tali-tali tekad yang kuat. Orang yang khawatir memikirkan banyak hal biasanya akan mengabaikan satu-satunya hal yang penting.
Alkitab berulangkali mengingatkan agar kita tidak kuatir, atau mengalami himpitan kekuatiran yang berlebihan. Kuatir tentu saja boleh, namun jika rasa kuatir itu menjadi MAKIN MEMBESAR dari hari ke sehari, maka ia akan merampas kesadaran kita akan penyertaan dan kuasa pemeliharaan Allah.