Mabiga / Renungan Harian. Kamis, 18 Maret 2021
Matius 3 : 8
Bahasa Indonesia
Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.Bahasa Batak
Parbuehon hamu ma na tama, paboa naung muba rohamuna!
Pertobatan adalah bagian terpenting dalam kehidupan kekristenan. Kekristenan tanpa disertai dengan pertobatan hidup adalah sia-sia, tak ada arti apa-apa di pemandangan mata Tuhan. Karena itu Yohanes Pembaptis menegur keras orang-orang Farisi dan Saduki yang datang kepadanya untuk dibaptis. Mengapa? Karena ibadah dan pelayanan yang mereka jalankan itu tak lebih dari sekedar kegiatan agamawi semata.
Sekalipun mereka tampak mahir dan fasih tentang hukum Taurat, tapi mereka sendiri tidak melakukan Taurat tersebut; dan kalau pun mereka tampak giat beribadah dan melayani, itu dilakukan dengan suatu tendensi atau motivasi yang terselubung, yaitu supaya dilihat orang dan beroleh pujian dan penghormatan dari manusia (baca Matius 23:5-7).
Tuhan menyebut orang-orang seperti itu sebagai orang-orang yang munafik. Menurut kamus bahasa Indonesia kata ‘munafik’ memiliki makna: bermuka dua; perkataan berbeda dengan isi hati; berpura-pura percaya atau setia kepada agama, tetapi sebenarnya di hatinya tidak; suka (selalu) mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya. Tuhan pun mengibaratkan keberadaan mereka “…seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.” (Matius 23:27).
Ini menjadi peringatan keras bagi semua orang percaya! Apakah selama ini ibadah dan pelayanan yang kita lakukan tak lebih dari sekedar rutinitas mingguan saja? Jika ibadah dan pelayanan kita seperti itu, mustahil kita mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan.
Tanda bahwa seseorang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan adalah perubahan hidup (pertobatan) yaitu dihasilkannya buah Roh: “…kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Galatia 5:22-23), sebab dari buahnya saja setiap kita dapat dikenali (baca Matius 12:33). Sehebat apa pun pelayanan seseorang, atau serajin apa pun ia beribadah di gereja, jika tidak ada buah pertobatan dalam kehidupan sehari-hari, semua akan terlihat palsu di hadapan Tuhan.
Yang Tuhan kehendaki adalah kita menjadi pelaku firman! Jika tidak, pada saatnya nanti Tuhan akan menolak kita: “Aku tidak pernah mengenal kamu!” (Matius 7:23)
KEMBALI kepada FIRMAN ALLAH!
Tuhan Memberkati
Salam dari Team Pelayanan Digital HKBP Kasih Prabumulih.
Selamat berkarya!
sumber: Pdt. Maruli N. Manurung, S.Th | Untuk pertanyaan lainnya, silahkan hubungi kami.