“Bercerminlah”
Mabiga / Renungan Harian. Rabu, 09 Juni 2021
Roma 2 : 1
Bahasa Indonesia
Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.
Bahasa Batak
Dibahen i ndang dapot ondingan ho, ale jolma, sidabu uhum. Ai dirim do diuhumi ho, di na niuhumanmu donganmi. Ai suman tu na binahenna i do pambahenmi, ho na manguhumi i!
Kebanyakan orang cenderung memperhatikan dan menghakimi kesalahan sesamanya daripada dirinya sendiri. Orang Yahudi dulu demikian dan kini pun orang Kristen kebanyakan menganggap diri lebih baik dan lebih benar dari sesamanya, karena merasa memiliki dan mengetahui hukum-hukum Tuhan. Paulus dengan tegas menegur sikap “munafik” seperti itu (ayat 1).
Suatu sore, seorang yang kaya sedang duduk bersantai sambil menikmati secangkir kopi. Dia lalu merenung, “Dulu saya lahir dari keluarga miskin. Ketika melihat orang kaya, saya bertanya-tanya mengapa mereka egois, tidak mau menolong orang miskin memperbaiki masa depan, bahkan tak jarang malah memandang rendah?” Sambil meneguk secangkir kopi yang dipegangnya, dia berhenti sejenak dari lamunannya. Dia lalu melanjutkan, “Namun, ketika kemudian saya menjadi kaya setelah bekerja keras, saya merasa orang miskin itu malas, tak mau berinisiatif, maunya ditolong, iri, dan tak pernah berterima kasih?” Sang konglomerat itu menggeleng-geleng menyadari kontradiksi di hati dan perasaannya.
Tak jarang dalam hidup ini, kita memiliki standar ganda dalam menilai sesuatu. Kita kerap menilai orang lain dari pandangan subjektif kita, dan tak mampu memahami orang lain dari sudut pandang orang itu. Kita kerap menuntut orang lain bersikap dan berbuat seperti yang kita mau, padahal kita sendiri belum tentu melakukan yang sebaliknya.