Mabiga (Renungan Harian) Sabtu, 12 Juni 2021 – Persembahan Gambaran Sukacita

1 Tawarikh 29 : 9a

“Persembahan Gambaran Sukacita”

Mabiga / Renungan Harian. Sabtu, 12 Juni 2021

1 Tawarikh 29 : 9a

Bahasa Indonesia

Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN;

Bahasa Batak

Jadi marlas ni roha be situan na torop i ala ringgas nasida margugu, ai sian nasa rohana mangaringgas be margugu tu Jahowa;

Pengenalan dan pengalaman Daud bersama Tuhan seperti yang ada dalam kitab-kitab yang ditulisnya menunjukkan bahwa Daud memiliki konsep atau pemahaman dan keyakinan yang mantap mengenai Tuhan yang disembahnya. Artinya TUHAN yang disembahnya telah teruji dan terbukti semasa hidupnya. Sebab selama ia bergaul dengan TUHAN, ia tidak pernah ditinggalkan, tidak pernah dibohongi sehingga Daud dapat berkata “sekalipun aku dalam lembah kekelaman aku tidak takut bahaya, Maz. 23).

Daud di dalam mempersembahkan segala sesuatu bukan dengan paksaan, bukan suatu kemunafikan, dan juga bukan suatu arogansi keagamaan melainkan merupakan suatu kesadaran akan adanya TUHAN. Persembahan Daud didasari oleh Konsep ke-Tuhan-nan yang mantap (ay. 10-13).

Persembahan merupakan simbol atau tanda dan bukti penyembahan kepada TUHAN. Maka dari itu Daudlah yang pertama-tama memberikan persembahan (1 Tawarikh 29:1-5) baru kemudian diikuti oleh rakyatnya (1 Tawarikh 29:6-10). ” Persembahan bukanlah suatu paksaan melainkan suatu kerelaan yang didasari oleh rasa cinta kepada TUHAN (ayat 17). Mengapa harus didasari oleh cinta kepada TUHAN? Karena jika tidak didasari oleh cinta/kasih kepada TUHAN maka:

  1. Persembahan tersebut hanya merupakan suatu ungkapan penyembahan yang lahiriah atau hanya merupakan suatu fenomena keagamaan belaka.
  2. Persembahan tersebut merupakan kemunafikan agamis. Dengan kata lain ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa ia memberi kepada ‘Tuhan” atau ia adalah orang yang ber-Tuhan/beragama.” Inilah yang di sebut sebagai kemunafikan agamis.

Meski bukan Daud yang dipilih Tuhan untuk mendirikan rumah bagiNya melainkan anak kandungnya yang bernama Salomo sang penerus kepemimpinan, ia tetap mempersiapkan bahan-bahan apa saja yang perlu dipersiapkan guna mempermudah Salomo dalam membangun rumah Tuhan.

1 TawarikhMabigaRenungan HarianRenungan HKBPRenungan Kristen
Komentar (0)
Tambah Komentar