“Hidup dalam Pengampunan”
Mabiga / Renungan Harian, Selasa, 08 Juni 2021
Roma 12 : 17
Bahasa Indonesia
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang.
Bahasa Batak
Unang baloshon hamu na jat alo ni na jat; ringkoti hamu ma na denggan di jolo ni halak saluhutna!
Membangun kebersamaan tidak mudah. Semakin banyak orang di dalam sebuah kelompok, semakin banyak perbedaan dan potensi konflik. Paulus memahami hal ini dan memberikan nasihat kepada jemaat bagaimana membangun kebersamaan sebagai anggota tubuh Kristus.
PERTAMA, tetaplah berpengharapan, bersabar dan berdoa, apa pun konflik yang sedang dihadapi (ayat 12). Paulus mengajak jemaat untuk tidak menyerah kepada konflik yang pahit, tetapi bertekun dan bersikap positif dalam menggapai penyelesaian.
KEDUA, kemurahan hati adalah prinsip penting yang mencegah konflik, bahkan mengobati jika konflik ini terjadi (13). Perhatikan konflik-konflik yang terjadi di Indonesia, bukankah kecemburuan sosial adalah salah satu akar yang paling utama? Bukankah gereja menjadi jauh lebih bermurah hati setelah terjadi banyak kerusuhan?
KETIGA, bangkitkanlah semangat menjunjung tinggi persatuan dan kesehatian (ayat 14-16). Kita harus selalu menunjukkan kebaikan, meskipun kepada orang yang menganiaya kita. Ketika orang lain sedang bersusah hati, kita ikut bersusah hati, demikian pula sebaliknya, ketika orang lain bersukacita, kita pun larut di dalamnya. Simpati dan empati adalah dua kata yang amat dalam dan penting artinya di dalam memelihara kesatuan. Kita diminta untuk tidak merasa lebih unggul, lebih pandai, atau lebih penting daripada orang lain. Sikap demikian adalah penghancur kesatuan dan kesehatian.
KEEMPAT, berusahalah hidup damai dengan semua orang (ayat 17-20). Bahkan dengan musuh yang paling menyakitkan pun, orang Kristen harus berinisiatif untuk hidup damai dan berdamai. Pelayanan yang kita lakukan kepada teman dan sahabat kita, harus kita lakukan juga kepada mereka yang telah berbuat jahat. Tugas kita adalah memberkati dan berbuat kebaikan. Pembalasan adalah hak Tuhan.