Mabiga (Renungan Harian). Selasa, 12 April 2021 – Aku Hendak Seperti Kristus

Filipi 2 : 8

Mabiga / Renungan Harian. Senin 12 April 2021

“Aku Hendak Seperti Kristus”

Filipi 2 : 8

Bahasa Indonesia

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib

Bahasa Batak

Dipatutoru do dirina; na gabe pangoloi do Ibana paima mate, pola tung mate tarsilang!

Dalam suratnya kepada gereja Filipi, Paulus menasihati para pengikut Kristus untuk selalu rendah hati dan “berpikir seperti Yesus Kristus” (Filipi 2:5). Kebanyakan dari kita akrab dengan gambaran Yesus sebagai seorang pelayan yang rendah hati—halus, lembut, baik hati. Tapi penting juga untuk tidak melupakan betapa kerendahan hati ini sangat berlawanan dengan dunia ini yang begitu mengagungkan jabatan, status sosial, dan kekayaan.

Paulus memberitahu para jemaat Filipi bahwa meskipun Yesus dalam naturnya adalah Tuhan, Dia tidak menganggap kesetaraan dengan Bapa sebagai sesuatu yang harus dipertahankan. Bahkan, Yesus “membuat dirinya menjadi bukan siapa-siapa”—bukannya menggunakan hak istimewanya yang Ilahi untuk keuntungan-Nya sendiri, Yesus menanggalkan semuanya untuk menjadi sama seperti manusia (ayat 7).

Yesus memilih untuk dilahirkan sebagai seorang manusia, menerima semua keterbatasan tubuh manusia yang terikat dengan tempat dan waktu dan dibalut dalam kulit yang tidak sempurna. Sampai akhirnya, Yesus “merendahkan diri-Nya sendiri dengan menundukkan diri kepada kematian—bahkan kematian di atas kayu salib!”. Ia menyerahkan diri kepada rancangan indah Allah meskipun itu membuat Ia sengsara dan terhina (ayat 8). Kerelaan Kristus untuk mati di kayu salib memberikan kaidah yang sangat berharga bagi ketaatan para pengikut-Nya.

Paulus mendorong orang-orang Kristen untuk “memiliki pola pikir yang sama” seperti Yesus (ayat 5), hal itu bisa terasa susah dan tidak nyaman bagi kita. Namun, itu juga memerdekakan kita. Ketika kita bersedia memiliki kerendahan hati, kita bisa keluar dari jerat perlombaan mengejar kekuasaan, kejayaan, dan kekayaan yang dunia agung-agungkan.

Kita bisa mengaku bahwa kita memang terbatas, tapi ada Satu yang tidak terbatas. Lalu, bagaimana cara kita mengikuti kerendahan hati Yesus dalam keseharian kita? Mungkin kita tidak dipanggil untuk memanggul salib dengan cara disiksa sampai berdarah-darah, tetapi kita bisa mencari cara untuk memakai hak istimewa kita untuk memberkati orang lain, bukan untuk keuntungan kita sendiri.

Alih-alih mengejar posisi yang tinggi, kita bisa mulai melayani dari posisi bawah. Alih-alih berusaha tampil sempurna, kita bisa menerima dan menghargai keterbatasan kita. Dan, kita pun bisa dengan rendah hati menerima apa yang Tuhan telah berikan kepada kita sebagai bagian dari rancangan indah-Nya.

KEMBALI kepada FIRMAN ALLAH!
Tuhan Memberkati

Salam dari Team Pelayanan Digital HKBP Kasih Prabumulih.
Selamat berkarya!

Untuk pertanyaan lainnya:
Hubungi Kami
MabigaRenunganRenungan HarianRenungan HKBPRenungan Kristen
Komentar (0)
Tambah Komentar