Salah satu hal yang dapat menolong kita untuk memahami apa yang Yakobus maksudkan dengan iman adalah dengan memperhatikan gambaran mengenai orang yang diombang-ambingkan di lautan yang disamakan dengan orang yang tidak memiliki iman. Dalam literatur hikmat Yahudi, gambaran mengenai orang yang diobang-ambingkan di lautan digunakan untuk membicarakan mengenai orang yang munafik; orang yang kelihatannya percaya kepada Tuhan namun sesungguhnya tidak demikian.
Yakobus sepertinya membicarakan orang yang demikian dalam ay. 6-7; orang munafik sebenarnya tidak mempunyai iman artinya ia sebenarnya tidak mempercayakan hidupnya kepada Tuhan; inilah yang menyebabkan kalaupun ia meminta hikmat kepada Tuhan; ia tidak benar-benar membutuhkan itu; permintaannya barangkali sekedar sebuah penampilan yang palsu. Inilah yang menyebabkan orang tersebut tidak akan mendapatkan apa-apa dari Tuhan.
Semakin kita memandang sekeliling kita, kita akan semakin memikirkan masalah dan hal itu membuat kita menjadi lemah. Mari kita arahkan pandangan kita pada kebesaran dan kedahsyatan kuasa Tuhan saja. Tidak seharusnya kita kuatir dan bimbang sebab kita memiliki Tuhan yang besar, yang jauh melebihi besarnya semua masalah yang kita alami di dunia ini.
Apakah dengan kuatir, masalah kita terselesaikan? Justru sebaliknya, kekuatiran dan kebimbangan semakin menjauhkan kita dari mujizat Tuhan, karena “orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.” (Yakobus 1:6-7).
KEMBALI kepada FIRMAN ALLAH!
Tuhan Memberkati
Salam dari Team Pelayanan Digital HKBP Kasih Prabumulih.
Selamat berkarya!
Sumber: Pdt. Maruli N. Manurung, S.Th