Mabiga / Renungan Harian. Selasa, 16 Maret 2021
Mazmur 102 : 3
Bahasa Indonesia
Janganlah sembunyikan wajahMu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telingaMu kepadaku ; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!Bahasa Batak
Unang tung tabunihon bohim maradophon ahu di ari hagogotanki, sai paeleng ma pinggolmu tu ahu, hapogani ma mangalusi ahu di ari panjouonku.
Doa tidak hanya sebatas permintaan, lebih dari itu doa memperlihatkan bagaimana kesungguhan iman kita kepada Tuhan, kebesaran hati kita mengimani Tuhan Yesus dalam kehidupan kita. Hal inilah yang dapat kita lihat dari Mazmur ini. Doa tidak hanya sekedar kata-kata yang dipanjatkan kepada Tuhan, tetapi doa mengandung keyakinan kepada Dia tempat kita berpengharapan akan doa itu Tidak ada lagi kebimbangan setelah kita memanjatkan doa kepada Tuhan. Sebagaimana dituliskan dalam Yakobus 5: 16 “Doa orang yang benar, bila dengan yakin di doakan, sangat besar kuasanya”.
Pemazmur dengan segala pergumulannya menyampaikan pengharapan kepada TUHAN: agar jangan menyembunyikan wajahNya saat dalam keadaan tersesak, dan senantiasa memberikan telinga saat ia berseru”. Ini membuktikan pemazmur sedang menantikan pertolongan dari TUHAN dengan sebuah keyakinan hanya DIA yang mampu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupannya. sehingga mazmur ini menggambarkan kepad kita bahwa ketika hidup kita dalam pergumulan, pengharapan atau bahkan kesesakan maka hanya kepada TUHAN saja kita menaruh kepastian dan keyakinan.
Walaupun seakan pemazmur didalam doanya kelihatan ada rasa kuatir Tuhan tidak mendengarkan doanya karena dosanya, Apalagi dalam Yesaya 54:8a mengatakan: “dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajahKu terhadap engkau sesaat lamanya”, hingga kemungkinan itulah ada permohonan/doa Daud agar TUHAN Segera menjawabnya… tanpa melihat dosa yang diperbuatnya.
Kecenderungan manusia ketika menghadapi masa-masa seperti itu adalah berkeluh kesah. Keluhan tersebut terucap karena kita tidak bisa mengerti mengapa Tuhan mengizinkan sesuatu yang buruk terjadi dalam hidup kita. Jika keluh kesah hanya berhenti sampai di sini, mungkin tidak masalah. Yang menjadi masalah serius apabila kita mulai mempersalahkan Tuhan dan menganggap Dia tidak peduli terhadap hidup kita. Lebih parah lagi, jika kita kecewa, lalu meninggalkan Tuhan. oleh karena itu di saat seperti ini marilah sejenak kita merenungkan pengorbanan Yesus di Kayu salib tanpa memandang Dosa kita, kejahatan kita dan sebagainya. Sehingga ingin mengatakan satu hal kepada kita bahwa Kasih-Nya senantiasa hadir di tengh kehidupan kita.
KEMBALI kepada FIRMAN ALLAH!
Tuhan Memberkati
Salam dari Team Pelayanan Digital HKBP Kasih Prabumulih.
Selamat berkarya!
sumber: Pdt. Maruli N. Manurung, S.Th | Untuk pertanyaan lainnya, silahkan hubungi kami.