Demikian pula di sini dia memberi perhatian khusus kepada sebagian besar buah-buah Roh yang cenderung membuat orang-orang Kristen serasi satu sama lain, dan merasa damai dengan diri sendiri. Dan ini sangat sesuai dengan peringatan atau nasihat yang telah dia berikan sebelumnya (ay. 13), bahwa mereka tidak boleh mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
Secara khusus dia menasihatkan supaya kita memiliki kasih, terutama kepada Allah, dan kepada satu sama lain untuk memuliakan Dia, dan juga sukacita, yang bisa dipahami sebagai rasa gembira dalam bergaul dengan teman-teman kita, atau lebih tepat kebahagiaan yang tetap di dalam Allah.
Perhatikanlah, jika kita harus membuktikan diri kita sebagai milik Kristus, sedemikian rupa hingga dipersatukan dan menyatu dengan Dia dan mencurahkan perhatian kepada-Nya, maka kita harus senantiasa peduli dan berusaha untuk menyalibkan daging dengan kesenangan-kesenangan dan keinginan-keinginannya yang cemar.
Kristus tidak akan pernah mengakui sebagai milik-Nya orang-orang yang menyerahkan diri mereka menjadi hamba dosa. kita harus memperlihatkan buah-buah Roh. Ini adalah tugas kita, dan tidak kalah penting untuk membuktikan ketulusan kita dalam BerTUHAN. Tidaklah cukup jika kita hanya berhenti berbuat jahat, melainkan kita juga harus belajar berbuat baik.
Kekristenan kita mengharuskan kita bukan hanya untuk mati bagi dosa, melainkan juga harus hidup untuk kebenaran. Bukan hanya melawan perbuatan daging, melainkan juga menghasilkan buah-buah Roh.
KEMBALI kepada FIRMAN ALLAH!
Tuhan Memberkati
Salam dari Team Pelayanan Digital HKBP Kasih Prabumulih.
Selamat berkarya!
Sumber: Pdt. Maruli N. Manurung, S.Th