“Berkenan dihadapan Allah”
Mabiga (Renungan Harian) Senin, 05 Juli 2021
Mazmur 19 : 15
Bahasa Indonesia
Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.
Bahasa Batak
On pe, sai lomo ma roham di angka hata ni pamanganki dohot di pangkataion ni rohangki tu jolo ni bohim, ale Jahowa, partanobatoanku dohot siluluhon ahu.
Indahnya berinteraksi dengan firman-Nya. Allah telah menyatakan kemuliaan dan pekerjaan tangan- Nya melalui ciptaan-Nya (ayat. 2-7). Melalui alam semesta ini manusia sebetulnya dapat mengenal hikmat, kekuatan, serta kebaikan Allah. Walaupun alam semesta tidak dikaruniai kemampuan untuk berbicara (ay. 4), kebisuan mereka mampu menceritakan kemuliaan Allah sehingga didengar oleh siapa pun, dimana pun, serta kapan pun.
Bagian awal pemazmur menyatakan bahwa langit, cakrawala dan matahari menceritakan Allah yang mulia dan agung, namun pada bagian akhir, pemazmur memuliakan Allah dengan mulutnya sendiri. Selain pujian, bagian akhir ini pun pemazmur menyampaikan permohonan agar supaya himne pujiannya diterima oleh Allah dengan ungkapan: “Kiranya Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya Allah” (ay. 15a).
Memang pemazmur sudah memuji Tuhan sesuai dengan hakikat Tuhan yang nampak pada ciptaan-Nya dan Firman-Nya yang mulia dan agung, namun masih memohon, supaya Tuhan menerima dirinya, sebagaimana yang direpresentasikan dengan ungkapan “ucapan mulutku dan renungan hatiku.” Pemazmur dengan kerendahan hatinya, meminta agar Tuhan berkenaan atas dirinya seutuhnya, baik yang terungkap melalui ucapan mulut, maunpun yang tidak terucapkan yaitu yang tersembunyi dalam pikiran (renungan hatiku).
Jadi, bukan soal isi himne pujian yang dinyanyikan saja, melainkan juga isi hati pemuji. Bukan hanya pernyataan-pernyataan theologis tentang Allah, melainkan juga isi hati yang theologis, yaitu hati dan hidup yang berkenan kepada Allah.