Mabiga

Mabiga (Renungan Harian) Jumat, 30 Juli 2021 – Gila Hormat

Yohanes 5 : 44

By Tim Pelayanan Digital

July 30, 2021

Gila Hormat

Mabiga (Renungan Harian) Jumat, 30 Juli 2021

Yohanes 5 : 44 Bahasa Indonesia Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? Bahasa Batak Songon dia ma antong tarbahen hamu gabe porsea, ai na masijaloan sangap do hamu sama hamu; alai anggo sangap na sian Debata na sasada i, ndang dilului hamu.

Manusia memiliki kebutuhan akan penghargaan dan rasa hormat. Hal ini berkaitan dengan status, atensi dan reputasi. Tidak heran kalau ada orang-orang yang menjadi tersinggung dan marah jika apa yang dilakukannya tidak dihargai. Dalam bagian firman Tuhan yang kita baca hari ini, Yesus dalam keberadaan-Nya sebagai manusia tidak memerlukan hormat dari manusia (ayat 41). Dia melayani dan berbuat baik kepada manusia karena kasih dan karena melakukan kehendak Allah Bapa di sorga.

Ketika Dia menyembuhkan seorang yang lumpuh 38 tahun pada hari Sabat, tidak ada penghargaan atau penghormatan yang Dia terima, sebaliknya orang-orang Yahudi malah berusaha menganiaya Dia (ayat 15-16), tetapi Dia tidak berhenti melayani dan berbuat baik sampai tugas-Nya selesai di dunia ini. Yesus tahu bahwa Dia datang dari Allah karena itu Dia tidak membutuhkan pengakuan manusia apalagi pengakuan dari orang-orang yang tidak mempunyai kasih akan Allah (ayat 42).

PUJIAN sering jadi harapan kita. Ada banyak perjuangan agar kita dikenal. Kita memang butuh pengakuan dari sesama. Tetapi sayangnya, kita jadi seakan terserang ‘virus haus pujian’. HAUS akan ‘pujian, pengakuan, dan hormat’ itu ternyata bisa menempatkan diri kita sendiri sebagai pusat perhatian. Kita mentakhtakan diri sendiri di atas semua yang lain. Menilai diri sendiri serba melampui dari “yang lain”.

Kalimat dan keyakinan tentang diri sendiri yang berkelebihan itu selalu beraroma, misalnya: “Ketika saya (masih) sebagai……saya buat banyak hal dan selalu berhasil. Dalam banyak cara kita tergoda menciptakan dan mencari ‘panggung’ demi menarik aplaus dan puja-puji serta demi kepentingan sendiri”.

Dengan demikian Ketidakpercayaan terhadap Tuhan yang Esa berkaitan dengan gila hormat, memuji diri. Memuji diri akan membawa pada kehancuran, dan melahirkan ketidakpercayaan pada sang pencipta. Konkritnya kita diajak untuk memberikan hormat yang sesungguhnya hanya pada Tuhan saja. Kalau pun kita memberikan hormat pada manusia, itu harus pada tempatnya. Kalau kita bermegah baiklah kita bermegah di dalam Tuhan.

Dengan kesungguhan memberikan pujian, yaitu lewat karya hidup kita. Dari sana akan lahir pengakuan iman hanya dalam Tuhan saja kita percaya. Sebab tidak percaya pada Tuhan adalah dosa serius.

KEMBALI kepada FIRMAN ALLAH! Tuhan Memberkati

Salam dari Team Pelayanan Digital HKBP Kasih Prabumulih. Selamat berkarya!

Sumber: Pdt. Maruli N. Manurung, S.Th