“Hidup berdampingan dengan sesama”
Mabiga (Renungan Harian) Rabu, 07 Juli 2021
Imamat 19 : 13 Bahasa Indonesia Janganlah engkau memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Bahasa Batak Ndang jadi rupaonmu donganmu manang doboonmu ugasanna, jala ndang jadi pogoonmu upa ni halak pangula, pola sahat ro di manogot.
Dalam kitab Imamat di jelaskan dengan sangat terperinci diterangkan aturan-aturan yang harus dilakukan oleh bangsa Israel baik dalam peribadahan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum kita dapat melihat maksud umum dari kitab Imamat ini:
- Allah melibatkan diri dalam segala aspek kehidupan manusia; Urusan dengan Tuhan, hubungan dengan Tuhan tidak hanya di bait Allah saja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Kekudusan itu tidak hanya tampak di dalam peribadahan tetapi kekudusan itu juga harus nyata dalam segala aspek kehidupan.
- Supaya menjadi bangsa yang memiliki identitas; Sama seperti pembentukan suatu Negara yang baru, maka satu hal yang utama yang harus ada adalah Undang-Undang Dasar yang akan mengatur tatanan hidup bernegara. Demikian juga halnya dengan umat Israel karena mereka baru keluar dari perbudakan di Mesir, maka mereka juga harus dibentuk untuk memiliki identitas yang baru sebagai umat Allah. Maka mental, sikap, perilaku mereka bukan lagi seperti budak, tetapi sebagai bangsa yang dipanggil oleh Allah.
Maka sebagai bangsa yang dipilih oleh Tuhan, mereka harus berbeda dari bangsa-bangsa yang lain. Sebab yang memanggil mereka adalah Allah pencipta penguasa kehidupan. Bahkan mereka harus memiliki mental, sikap dan perilaku yang berada jauh di atas bangsa lain. Supaya melalui kehidupan umat Israel, bangsa yang lainnya dapat melihat kebesaran Tuhan.
Maka kita sebagai seorang Kristen harus memiliki nilai lebih yang berbeda dengan mereka. Ada sesuatu yang dapat di tiru dan diteladani dari kita. Kudus (berbeda) dalam perilaku, hidup berkeluarga, dalam pencari nafkah, bahkan kita juga berbeda dalam menghadapi musuh. Yang membuat kita kudus atau berbeda dengan orang-orang yang tidak percaya adalah bahwa kita berbuat, bertindak dan berfikir bukan dengan cara-cara duniawi, tetapi kita memakai cara-cara yang telah ditetapkan oleh Tuhan.
Ketika kita menikmati apa yang Tuhan berikan kepada kita, maka kita tidak egois tetapi kita juga harus dapat memakai apa yang ada pada kita untuk memperhatikan orang lain. Demikian juga dalam hal bekerja, ketika kita mempercayai bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan dan berkat dalam hidup kita, maka janganlah kita mengerjakan pekerjaan dengan cara-cara yang tidak benar seperti tidak jujur, menipu bahkan sampai menggunakan nama Tuhan untuk niat jahat.
Demikian halnya dengan pergaulan kita sehari-hari kepada semua orang, umat yang percaya harus memiliki sifat dan sikap yang berbeda yaitu dengan mengutamakan kasih, dengan mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri.
KEMBALI kepada FIRMAN ALLAH! Tuhan Memberkati
Salam dari Team Pelayanan Digital HKBP Kasih Prabumulih. Selamat berkarya!
Sumber: Pdt. Maruli N. Manurung, S.Th