“Tuhan bukan Mainan”
Mabiga (Renungan Harian) Rabu, 23 Juni 2021
Galatia 6 : 7 Bahasa Indonesia Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Bahasa Batak Unang hamu lilu; ndang olo Debata leaan! Ai ia i disabur halak, i do gotilonna!
Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang tak mengenal kata kompromi. Dengan kata lain Tuhan adalah Pribadi yang tidak dapat dipermainkan oleh siapa pun. “…apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” (ayat 7b). Kalau manusia saja tidak ingin dirinya dipermainkan oleh sesamanya, apalagi Tuhan. Mungkin banyak di antara kita yang bertanya dalam hati: “Bagaimana mungkin aku mempermainkan Tuhan?” Faktanya? Seringkali tanpa sadar kita sudah dan terlalu sering mempermainkan Tuhan.
“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan”, ini adalah peringatan untuk kita perhatikan. Tidak ada celah untuk kita bisa mengelabui Tuhan dari setiap apa yang kita perbuat dalam hidup kita. Jika pada manusia kita masih bisa untuk menggunakan ‘trik dan intrik’ namun dihadapan Tuhan semuanya jelas dalam pengetahuanNya.
Keselamatan dari Tuhan itu tidak akan begitu saja kita terima hanya dengan mengaku percaya ataupun kesibukan kita pada kegiatan-kegiatan gereja, namun ada hal yang lebih mendalam dari itu semuanya yaitu sikap hidup kristiani sebagai wujud dari iman kita pada Tuhan.
Manusia mungkin bisa jadi sangat pintar, dan terkadang manusia berpikir bisa mengelabui Allah dan mempermainkan Allah. Dalam kecongkakkannya manusia dapat menentang Allah dan melakukan berbagai perbuatan yang dibenci Allah. Manusia merasa dia berhak menentukan apa yang perlu dia kerjakan dalam mengisi kehidupanny. Ada manusia yang mencoba mempermainkan Allah dengan melakukan berbagai perbuatan yang dibenci Allah, lalu berpikir suatu saat nanti dia akan berhenti dan Allah akan dapat dibujuk dengan pertobatannya.
Benar, bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar sehingga tidak dapat disucikan oleh darah Kristus. Namun Allah bukanlah Allah yang dapat dipermainkan dengan scenario kita yang berpikir untuk “bersenang-senang” dahulu dengan keberdosaan kita , lalu nanti kita dapat diampuni dengan bertobat. Kita tidak dapat menabur dalam daging lalu menuai hidup kekal dari Roh. Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan.
Camkan baik-baik di dalam hati pernyataan ini, bahwa apa pun juga yang diperbuat orang (baik atau jahat), semuanya tak lepas dari pengawasan Tuhan: “…tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” (Ibrani 4:13), yang pada saatnya pasti akan menghasilkan suatu tuaian.
Namun saat menuai bagi setiap orang itu tidaklah sama waktunya. Sama seperti petani yang menabur bibit padi dan bibit jagung, bertumbuh dan menuainya juga tak sama waktunya.
“…selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” Galatia 6:10.
KEMBALI kepada FIRMAN ALLAH! Tuhan Memberkati
Salam dari Team Pelayanan Digital HKBP Kasih Prabumulih. Selamat berkarya!
Sumber: Pdt. Maruli N. Manurung, S.Th