Ayo jadi orang kaya
Mabiga (Renungan Harian) Selasa, 15 Juli 2021
Yakobus 5 : 3 Bahasa Indonesia Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. Bahasa Batak Naung tasihon do sere dohot perakmuna, jala sitindangi dompak hamu do tasik i, na manggagat tu sibukmuna songon api. Dipapungu hamu do arta di angka ari na parpudi.
Peringatan kepada orang kaya! Demikian judul perikop dari matius pasala 5 ini. Ada apa dengan orang kaya masa itu? Salahkah menjadi kaya? Jawabannya tentu tidak. Sebab Allah tidak menjadikan kita supaya kita menjadi miskin. Lalu apa yang salah dengan orang yang kaya?
Sejenak mari kita melihat apa yang diberitakan oleh Yakobus. “Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.
Selain itu juga “Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu. Dengan kalimat sederhana: Ingin dikatakan mereka dengan kekayaan nya semena-mena terhadap sesama mereka tanpa sedikitpun perlawanan.
Kekayaan orang-orang seperti ini sedemikian banyaknya sehingga mereka tidak dapat menghabiskannya, akibatnya hasil bumi mereka busuk, pakaian mereka dimakan ngengat, emas dan perak hilang cahayanya.Peringatan untuk tidak berfoya-foya dalam kemewahan tidak terbatas dalam lingkup sempit, termasuk perbuatan kejam terhadap orang yang tak berdaya.
Bagaimana kita memperlakukan kekayaan? Hati-hati, agar tidak menumpuk harta di bumi, yang didasari motivasi tak suci. Apalagi dengan cara yang tak murni. Semua hanya akan membangkitkan murka Bapa surgawi. senantiasa berefleksi dan menjaga diri untuk menjadi murid Tuhan yang berintegritas dan dapat dipercaya dalam hal harta. Mencari kekayaan adalah manusiawi dan bukan dosa. Namun kita diajarkan Firman Tuhan ini bahwa kekayaan adalah berkat Tuhan.
Berkat itu harusnya tidak merugikan orang lain dan merendahkan kemanusiaan orang lain. Karena kekayaan yang kita cari adalah berkat Tuhan, maka adalah keliru jika kita menjadi lupa untuk lebih dulu mencari Tuhan Sang Pemberi berkat itu. Karena itu marilah memuliakan Tuhan dengan harta dan kekayaan. Marilah pula menyukacitakan orang lain lewat harta kekayaan yang dianugerahi TUHAN itu.
KEMBALI kepada FIRMAN ALLAH! Tuhan Memberkati
Salam dari Team Pelayanan Digital HKBP Kasih Prabumulih. Selamat berkarya!
Sumber: Pdt. Maruli N. Manurung, S.Th